Kamis, 19 September 2013

Kebiasaan Memuji Diri Sendiri

Kebiasaan Memuji Diri Sendiri
Untuk membangun keberanian dan percaya diri, kita membutuhkan sikap yang menghargai diri sendiri. Stuart dan Sundeen (1991) mengatakan bahwa harga diri (self-esteem) merupakan penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisia seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat dikatakan harga diri (self-esteem) menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten. Dengan kata lain self-esteem adalah memandang diri kita berharga dan memiliki keistimewaan. Namun self-esteem yang berlebihan menyebabkan kita seringkali menjadi seseorang yang sombong dan meremehkan orang lain. Beberapa contoh dari self-esteem yang berlebihan seperti memuji diri atas prestasi, kondisi fisik, kebaikan atau segala sesuatu yang ada pada diri sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita menemui orang-orang yang memiliki karakter seperti tersebut. Mereka memiliki dorongan yang kuat pada dirinya untuk membanggakan diri dan memberitahukan orang lain akan kelebihan-kelebihan dan segala sesuatu yang dimiliki.
Amsal 27:1-2, “Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu. Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kaukenal dan bukan bibirmu sendiri.”
Amsal 29:23, “Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian.”
Yakobus 4:16, “Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.”
Sesuai dengan pemaparan ayat-ayat yang tersebut diatas, Alkitab dengan tegas menjelaskan bahwa kita tidak boleh memuji diri sendiri, angkuh terhadap orang lain, ataupun memegahkan diri dalam kecongkakan. Sebagai anak-anak terang, sudah seharusnya kita mampu menguasai diri, memiliki kerendahan hati, dan hidup sesuai kebenaran Firman Tuhan. Jika tidak mampu mengontrol self esteem dengan baik, maka kita tidak akan menjadi berkat dan justru menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Beberapa alasan yang menyebabkan seseorang suka memuji diri sendiri:
  1. Merasa begitu hebat. Orang yang suka memuji diri sendiri sering merasa sudah mampu melakukan hal-hal yang orang lain tidak bisa lakukan (kesombongan). Mereka memandang dirinya mampu melakukan lebih baik daripada orang lain. Kita harus berhati-hati ketika kita merasa hebat, karena kesombongan mampu membuat seseorang tidak bisa menilai segala sesuatu secara obyektif, apalagi ketika menilai diri sendiri lebih cenderung menilai secara subyektif. Bukan berdasarkan kenyataan yang sesungguhnya tapi berdasarkan keadaan dan perasaan diri sendiri. Kita harus menyadari bahwa tanpa Tuhan kita tidak mampu melakukan segala sesuatu dan apa yang ada pada diri kita adalah milik Tuhan. Oleh sebab itu, tidak ada alasan untuk kita menjadi sombong dan menganggap diri lebih hebat.
  2. Mencari pengakuan. Seringkali seseorang memuji diri sendiri hanya untuk mendapat pengakuan dari orang lain. Oleh karena itu, mereka memuji diri sendiri dan menceritakan kelebihan-kelebihan supaya diakui. Sebenarnya pengakuan tidak datang melalui usaha memuji diri dan menceritakan kehebatan kita. Pengakuan akan datang dengan sendirinya ketika kita melakukan segala sesuatu dengan baik, tulus, dan penuh kerja keras. Sebagai orang Kristen, yang kita butuhkan sebenarnya bukan pengakuan akan apa yang kita lakukan, tetapi bagaimana kita bisa memberikan teladan yang baik kepada semua orang. Hidup dengan baik sehingga mampu mengontrol satu sama lain.
  3. Meremehkan orang lain. Ketika seseorang memuji diri sendiri seringkali mereka memiliki maksud untuk membuat orang lain merasa kurang berarti atau bahkan menjatuhkan orang lain. Entah disadari atau tidak, ketika mereka memuji diri sendiri, mereka cenderung menganggap remeh orang lain. Merasa orang lain tidak mampu melakukan segala sesuatu sebaik yang kita lakukan. Jika kita terus-menerus meremehkan orang lain, maka tidak menutup kemungkinan bahwa kita akan menjatuhkan mental dan mematahkan semangat orang yang ada di sekitar kita. Apapun kondisi kita dan orang lain, kita harus tetap menghargai dan saling mendukung bukan memuji atau meninggikan diri sendiri.
Sadar atau tidak, seringkali kita anak-anak Tuhan bersikap seperti ini. Kita merasa lebih baik daripada orang-orang yang ada di sekitar kita. Di dalam pelayanan baik di gereja ataupun di luar gereja, kita merasa mampu melakukan banyak hal sehingga tanpa sadar kita membanggakan diri atas apa yang kita perbuat. Apapun kemampuan, talenta, karunia yang sudah Tuhan berikan kepada kita harus tetap dijalani dengan rendah hati dan penuh tanggung jawab. Bukan untuk bermegah atau membanggakan diri, tetapi untuk kita pakai melayani dan memuliakan Tuhan. Kita harus mampu menjadi garam dan terang bagi semua orang. Amin. God bless.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar